Jakarta: Menyusul jatuhnya harga minyak dunia, pemerintah telah dua kali menurunkan harga bahan bakar minyak. Harga premium yang semula dijual Rp 6.000 per liter kini menjadi Rp 5.000. Sedangkan harga solar semula Rp 5.500 kini menjadi Rp 4.800 per liter.
Januari nanti harga premium dan solar kembali akan turun. Berita baik ini disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tapi di mata pengamat perminyakan, dengan asumsi harga minyak dunia US$ 40 per barel seharusnya harga premium sudah bisa turun. "Pemerintah sebenarnya sudah memperoleh untung," kata Kurtubi, pengamat minyak dan gas, Sabtu (27/12)
Meski pemerintah belum menyatakan berapa besar penurunan harga BBM dan kapan waktunya, namun masyarakat sudah meyambut gembira. "Seharusnya harga sembako dan transportasi juga ikut turun," kata salah seorang warga.
Setiap bulan harga premium dan solar akan dievaluasi dan disesuaikan dengan harga minyak mentah dunia. Jika harga minyak mentah dunia turun maka kemungkinan harga BBM juga turun lagi. Namun jika harga minyak naik, pemerintah menetapkan batas atas, yaitu Rp 6.000 untuk premium dan Rp 5.500 per liter untuk solar. Inilah yang dituntut pemerintah. Masyarakat juga harus bisa sama-sama menerima ketika harga BBM turun maupun naik.(IAN/Ido Sitompul dan Akbar Berno)