Line News

---Ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendatangi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (31/12).---Tanpa memperdulikan kecaman masyarakat internasional, Israel terus memborbardir Gaza, Rabu (31/12).---Kebakaran terjadi sekitar pukul 10 malam, saat warga sedang menyambut malam pergantian tahun. Penyebab kebakaran diduga berasal dari hubungan arus pendek. Saat kejadian, rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal pergi penghuninya untuk merayakan tahun baru di Bandung.---Empat warga Kampung Kawung Luwak, Desa Sirnaraja, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya, Jawa Barat, tewas setelah tertimbun lereng tebing yang longsor, Rabu (31/12). Sedangkan lima lainnya selamat. Longsor terjadi saat para korban sedang memperbaiki saluran irigasi untuk mengairi sawah mereka.---Pembukaan awal tahun kali ini diwarnai aksi tawuran antar kelompok remaja. Malam perayaan tahun baru di sekitar Tugu Kujang mendadak mencekam ketika dua kolompok remaja terlibat saling lempar. Tawuran terjadi di tengah-tengah kerumunan massa yang tengah asik melihat kembang api.---Sebuah tower milik SMKN 7, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Jalan Aminah Syukur Samarinda, roboh dan menimpah sebuah rumah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Ekonomi Indonesia

Menurut pengamat ekonomi Faisal Basri, ekonomi Indonesia secara makro akan cukup baik di tahun 2008. Pertumbuhan PDB nasional naik selama enam triwulan terakhir bertururt-turut. Tahun 2007 PDB naik 6,2 % sedangkan tahun 2008 diprediksikan naik 6,8 %. Ini lebih tinggi dari angka-angka negara tetangga. Cuma ada sedikit masalah, tahun 2008 adalah tahun tikus jadi jangan salah urus. Masalah kita ada di produksi minyak. Mestinya selakau pengekspor minyak, kita akan menikmati kalau harga minyak dunia naik. Nyatanya kita malah bingung kalau harga minyak naik. Rupanya ini karena produksi minyak kita menurun drastis. Tahun 1997, produksi minyak nasional 1,51 juta barrel/hari. Sekarang produksinya hanya 0,91 juta barrel/hari turun 40 %. Menurut Faisal Basri, setiap kenaikan harga minyak dunia sebesar $10, pengaruh ke APBN hanya 400-500 milyar. Tetapi kalau produksi turun 50.000 barrel, akan mengoreksi APBN 10-11 trilyun. Wah, rupanya disini problem kita. Masalah kita bukan diakibatkan eksternal (kenaikan harga minyak dunia) tetapi oleh ketidakmampuan meningkatkan produksi minyak. Urus punya urus, ongkos produksi perusahaan minyak kita 27,43 dollarAS per barrel, sementara perusahaan minyak non plat merah hanya 9,8 dollar AS. Wah pantaslah kalau kita susah, tapi sebaiknya ya kita salahkan diri sendiri saja karena produksi turun dan ada inefisiensi di ongkos produksi. Kalau kata Tukul : Puas....Puas......!

@Copyright 2008/2079: ( XcyberG.tk )