ISLAMABAD, KAMIS - Pakistan dan India tetap memegang teguh perjanjian melakukan tukar-menukar daftar instalasi-instalasi nuklir mereka, Kamis (1/1) untuk melindungi lokasi-lokasi itu apabila terjadi perang antara kedua negara. Hal tersebut disepakati di tengah ketegangan yang meningkat pascaserangan teroris di Mumbai.
Kedua negara telah melakukan tukar menukar daftar-daftar tahunan lokasi senjata nuklir sejak tahun 1992, sesuai dengan satu perjanjian yang mulai berlaku tahun lalu. "Daftar-daftar itu telah dipertukarkan di kemlu-kemlu New Delhi dan Islamabad," kata seorang jurubicara kantor Kemlu di Islamabad, Mohammad Sadiq, Kamis (1/1).
Berdasarkan perjanjian itu, ketua pihak akan menahan diri untuk tidak menyerang fasilitas-fasilitas nuklir apabila terjadi perang. Negara-negara bertetangga itu juga membentuk hubungan telepon langsung untuk mencegah konflik nuklir.
India melakukan ujicoba senjata nuklir Mei 1998. Pakistan juga melakukan hal serupa beberapa hari kemudian. Pada Oktober 2005, kedua pihak mencapai satu kesepakatan mengenai pemberitahuan terlebih dulu kepada pihak lain apabila melakukan ujicoba rudal balistik.
India dan Pakistan terlibat tiga kali perang. Dua di antaranya menyangkut perebutan wilayah Kashmir. Kedua negara juga nyaris terlibat perang keempat kali tahun 2002 setelah satu serangan di gedung parlemen India di New Delhi yang diduga dilakukan kelompok garis keras yang bermarkas di Pakistan. Kelompok yang sama, Laskar e-Taiba juga dituduh melakukan serangan di Mumbai itu.
Pada tahun 2004, India dan Pakistan menyepakati proses perdamaian, tetapi sekarang terhenti setelah serangan-serangan Mumbai itu. Bahkan kedua pihak mengirim ratusan ribu tentara ke perbatasan sehingga menambah ketegangan. Presiden AS George W. Bush telah menengahi kedua pihak dengan menghubungi PM India Manmohan Singh dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. Gedung Putih mengatakan semuanya sepakat tentang perlunya mencegah terjadinya peningkatan ketegangan.
Sumber : Antara